Wednesday, February 14, 2018

Guilty Pleasure: Fluktuasi Glukosa


Semacam guilty pleasure - sesuatu yang dari lubuk hati terdalam, saya akui tidak penting buat didengar, tapi toh tetap saya dengarkan juga. Saya tidak berani memuji Pee Wee Gaskins. Menurut saya, Pee Wee hanya band beranggotakan anak-anak emo yang meletakkan dasar berpakaian so called dorks, cupu tapi keren, semacam kutu buku (lihat Dochi), tapi trendi dan doyan pakai kaus merek (lihat Dochi). Just that. Semua albumnya menurut saya tidak penting. Hanya pengulangan Blink 182 versi powerpop dengan tambahan bebunyian uwiw uwiw synthetizer yang lucu. Tolong, singkirkan kata punk atau apapun yang mengerucut ke sana kalau membahas soal Pee Wee Gaskins. Saya tidak punya kebencian apapun pada band ini, bahkan ada atau tiadanya band ini pun saya tidak ambil pusing. Album Sophomore atau yang paling baru sekalipun, saya tidak punya alasan untuk mendengarkannya. Saya tidak tahu kenapa dan memang malas sekali mencari tahu. Saya akui lagu-lagunya memang mudah dihafal. Seperti, ah saya lupa judulnya. Pernah nampang di Dahsyat sewaktu saya SMP. Tapi, hanya itu. Tidak ada kesan lain. 

Meski begitu saya akui, Pee Wee Gaskins lumayan bisa diperhatikan di track "Sebuah Rahasia". Balada yang tidak terlalu pamer bebunyian ambulan dan tidak terlalu nge-beat. Ini lagu yang lumayan worthed dari Pee Wee Gaskins. Kekuatan Pee Wee Gaskins muncul di lagunya yang mungkin paling ballad. Saya menyimaknya juga dalam versi akustik; sama-sama menarik. Ini guilty pleasure saya pada Pee Wee. Tidak ada alasan untuk bilang "Sebuah Rahasia" sebagai sesuatu yang tidak penting. Saya mencoba meminggirkan fanatik Pee Wee dan anti Pee Wee yang sempat merebak beberapa tahun belakangan. Biarlah. Itu juga lebih tidak penting untuk dibahas.

Sampai saya tidak sengaja mendengar "Fluktuasi Glukosa" via Spotify. Ini lumayan crunchy. Saya tidak tahu kenapa bisa doyan konsumsi lagu ini. Saya mencoba memperhatikan apa yang membedakan lagu ini dengan lagu tidak penting di semua album mereka (maafkan saya, saya bisa dikeroyok fans berat Pee Wee kalau begini). Tapi ini berbeda. Saya tidak berani bilang bahwa di lagu ini Pee Wee mulai matang, karena kapasitas saya tidak sampai mengamati seluruh katalog Pee Wee. Tapi saya semakin tidak tahu kenapa lagu ini terngiang-ngiang terus di kepala. Akhirnya saya ada pada satu kesimpulan yang tidak pasti: lagu ini catchy. Catchy as fuck. Ada kenikmatan dalam telinga yang sulit dijelaskan. Mungkin saya sedang jenuh dengan sejumlah band yang saya puja-puji sepanjang masa. Atau kesalahan memang terletak pada telinga saya? Who knows. Tapi, dalam lagu ini saya berani mengakui: Pee Wee, akhirnya kalian keren di mata saya.

1 comment:

  1. JobSide buat tambahan jajan .... Info { 5*E*E*8*0*A*F*E }

    ReplyDelete